Senin, 25 April 2011

Menentukan Tahap Pengemangan dlm Instrumen EDS/M

Menentukan Tahapan Pengembangan di dalam Instrumen EDS/M sebenarnya tidaklah sulit. Akan tetapi perlu memperhatikan banyak hal. Tahap Pengembangan bukanlah suatu yang "Patok Bangkrong" atau sesuatu yang mutlak dan berdampak "benar- salah" akan tetapi suatu pendekatan.
Sebelum menentukan Tahapan Pengembangan kita pastikan dulu bahwa Bukti Fisik (physical evidence) yang dimiliki sekolah/madrasah betul-betul yang terkait dengan indikator yang akan dicapai dan merupakan hasil kinerja atau prestasi sekolah.
Dari Bukti Fisik yang ada dideskripsikan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdapat dalam setiap Permendiknas yang terkait dan ditulis dalam kolom deskripsi indikator berdasarkan bukti fisik. Penulisan deskripsi indikator ini untuk menggambarkan pencapaian Standar nasional pendidikan. Deskripsi yang menggambarkan telah mencapai SNP ditulis pada kelompok baris atas, dan yang belum mencapai ditulis pada kelompok baris bawah.
Berdasarkan Deskripsi Indikator yang telah dan belum mencapai SNP dibandingkan dengan rubrik 1 s.d. 4. Jika pencapaian SNP lebih mendekati rubrik 1, maka diberi tanda centang (V). Hal ini menunjukkan pencapaian indikator teserbut pada Tahap Pengembangan 1. Demikian juga, jika Deskripsi Indikator menggambarkan pencapaian SNP lebih mendekati dengan rubrik 3, maka pencapaian indikator tersebut pada Tahap Pengembangan 3, dst.
Jadi setiap Tim Pengembang Sekolah (TPS) secara jujur dapat mendeskripsikan indikator berdasarkan bukti fisik yang telah dimiliki. Dengan demikian tidak perlu lagi memanipulasi data dan merasa malu bila masih belum mencapai Tahap Pengembangan 3 atau 4. Sebab Tahap pengembangan bukanlah suatu Rangking, melainkan catatan sekolah dalam meningkatkan mutu secara berkelanjutan (continuous quality improvement).
Hal ini bisa diwujudkan dengan baik bila setiap stakeholder mempunyai komitmen yang tinggi dalam menjamukan sekolah, dan di dasari keikhlasan (sincerity) dalam memajukan pendidikan. Dengan demikian buidaya mutu sekolah (cultural quality of schools) akan tumbuh dan bisa mengawal sekolah untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan yang dipacu dan dipicu dari diri sekolah sendiri (internal driven).

Tidak ada komentar: